Posts

Showing posts from August, 2020

Sejarah Lagi: Khalifah Adil dan Dzalim

Image
Ulama hebat, menantu Abu Hurairah, dia adalah Saad bin Musayyb, pernah disiksa Khalifah Abdul Malik bin Marwan, dicambuk, direndam saat musim dingin, bahkan dirantai dan dibawa keliling pasar.  Selanjutnya khalifah Umar bin Abdil Aziz, ponakan sekaligus menantu Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Selain pemimpin, beliau juga merupakan ulama. Beliau membuat dua kebijakan yang memiliki peran besar dalam penyebaran ilmu agama. Pertama, beliau mengirim da'i ke berbagai wilayah untuk mengajarkan ilmu agama. Persis seperti yang dilakukan Khalifah Umar bin Khattab.   Kedua, perintah untuk menulis dan mencetak karya ulama. Alasan beliau, hawatir ilmu agama hilang gara-gara banyaknya ulama yang wafat. Artinya, sistem khilafah tidak menjamin adanya keadilan. Bisa adil, seperti Umar bin Abdil Aziz, juga bisa tidak adil, seperti Abdul Malik bin Marwan. Tergantung perangkat yang menjalankannya. Buktinya, banyak khalifah  yang diktator. Salah satunya adalah Abdul Malik bi...

Hubungan Erat Arab-Nusantara: Asal-usul Merah-Putih

Image
Hubungan Erat Islam-Nusantara: Asal-usul Merah-Putih. Pada abad ke 7 saudagar muslim Yaman berbondong-bondong datang ke Nusantara. Tujuan utama mereka menyebarkan agama Islam. Sesekali sambil berdagang; membeli rempah-rempah hasil petani Nusantara, lalu dijual ke mancanegara. Tidak ada niat menguasai kekayaan pribumi. Bangsa Arab datang mengajari bangsa Nusantara -kala itu belum ada nama Indonesia- berdagang, membaca dan cara beragama yang baik. Beberapa waktu kemudian, huruf Arab Melayu atau Arab Jawi (pegon) dijadikan sebagai huruf komunikasi dikalangan saudagar. Bahkan beberapa waktu kemudian huruf Arab itu resmi menjadi huruf yang dipakai dalam surat-menyurat antar negarawan dan surat-menyurat diplomasi antar kesultanan. Dengan semakin meluasnya pengaruh Islam, maka lahirlah sekitar 81 Kesultanan Islam dari Sabang hingga Merauke. Konon, dalam kehidupan bernegara mereka menggunakan merah-putih sebagai lambang kesultanan. Seperti yang ditulis oleh Sejarawan Muslim Prof. Mansur Surya...

Dasar Plagiat. Ah.

Image
Plagiat itu -versi Wikipedia- menjiplak karya -atau tulisan- orang lain dan menjadikannya seolah karya diri sendiri.  Penyakit plagiat ini bisa membunuh karakter kreatif seseorang. Dia jadi pemalas. Enggan berpikir. Buntu ide. Dan jika terus dibiasakan, tidak akan pernah berkembang. Dalam dunia jurnalistik, plagiat ini dianggap hina. Sangat hina. Dia tidak menghargai karya, pikiran, ide, pendapat dan usaha orang lain. Modal copy, lalu paste, dia seakan-akan adalah orang yang memiliki tulisan dan gagasan itu. Tanpa menulis sumber rujukannya.  Gampangnya, plagiat itu ingin kelihatan keren dengan cara tidak menghargai hasil orang lain. Ingin keren tanpa berpikir. Sok pinter tanpa mau berusaha. Modal Copas saja. Bayangkan, seseorang membaca banyak buku, mengolah data-data yang perlu, lalu menulisnya dengan bahasa yang mudah dimengerti banyak orang. Kemudian dibaca orang lain dan orang itu melakukan copas tanpa menyebut sumber awal. Kurang ajar bukan? Orang yang berusah...

Jejak Kejayaan Islam di Nusantara

Image
Beberapa waktu lalu saya menulis status tentang bukti kejayaan Islam di Nusantara yang berupa penyebaran aksara Arab Jawi di masa lalu. Aksara Arab Jawi -yang juga disebut Arab Melayu- adalah aksara yang resmi digunakan dalam surat menyurat antar saudagar, bahkan dikalangan kerajaan sekalipun. Penggunaan aksara Arab ini bahkan terus berlaku sampai Belanda menguasai Nusantara sebagai penjajah. Tercatat uang yang digunakan jual-beli saat pemerintahan kolonial Belanda atau VOC juga masih menggunakan Aksara Arab. Berikut buktinya: Gambar 1 adalah bagian depan uang bertulis 'Ila jaziroh jawa al-kabir' dengan aksara Arab. Gambar 2 adalah bagian belakang uang bertulis 'Dirham min kompeni welandawi' dengan aksara Arab. Dalam gambar ini, bertuliskan tahun 1765 yang merupakan tahun dicetaknya uang ini. Konon, tahun pertama uang ini dicetak adalah pada tahun 1747 saat VOC menjajah bangsa Nusantara. Artinya, bangsa Arab pernah berjasa membangun peradaban di Nusantara dengan cara da...