Hubungan Erat Arab-Nusantara: Asal-usul Merah-Putih
Hubungan Erat Islam-Nusantara: Asal-usul Merah-Putih.
Pada abad ke 7 saudagar muslim Yaman berbondong-bondong datang ke Nusantara. Tujuan utama mereka menyebarkan agama Islam. Sesekali sambil berdagang; membeli rempah-rempah hasil petani Nusantara, lalu dijual ke mancanegara. Tidak ada niat menguasai kekayaan pribumi.
Bangsa Arab datang mengajari bangsa Nusantara -kala itu belum ada nama Indonesia- berdagang, membaca dan cara beragama yang baik.
Beberapa waktu kemudian, huruf Arab Melayu atau Arab Jawi (pegon) dijadikan sebagai huruf komunikasi dikalangan saudagar. Bahkan beberapa waktu kemudian huruf Arab itu resmi menjadi huruf yang dipakai dalam surat-menyurat antar negarawan dan surat-menyurat diplomasi antar kesultanan.
Dengan semakin meluasnya pengaruh Islam, maka lahirlah sekitar 81 Kesultanan Islam dari Sabang hingga Merauke. Konon, dalam kehidupan bernegara mereka menggunakan merah-putih sebagai lambang kesultanan. Seperti yang ditulis oleh Sejarawan Muslim Prof. Mansur Surya Negara.
Konon, pemilihan warna merah putih sebagai lambang kesultanan karena terinspirasi salah satu Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
"......واعطاني الكنزين: الاحمر و الابيض......"
".....dan Allah menganugrahkan kepadaku 2 perbendaharaan: Merah dan putih........"
Sekalipun yang dimaksud merah-putih dalam hadis itu adalah emas dan perak, tapi hadis inilah yang menjadi inspirasi para sultan untuk menjadikan merah putih sebagai lambang kesultanan.
Kini, merah putih telah menjadi warna bendera kebanggaan bangsa Indonesia.
Merdeka!
Comments
Post a Comment