Kesombongan Dibawah Alam Sadar
Kesombongan di Bawah Alam Sadar.
Teman saya tadi ngomong seperti ini. "Kiai di YouTube itu memang alim. Tapi dia sombong. Masih lebih baik saya yang bodoh tapi tawadlu' dari pada dia alim tapi sombong".
Dua kesalahan dalam perkataan sahabat saya itu. Kedua-duanya sudah saya sampaikan saat kita duduk bersama. Sebagai representasi dari beban saling memberi nasehat dalam kebenaran. تواصوا بالحق
Pertama, dia menyatakan lebih baik dari orang lain. Jelas ini salah. Mengaku bahwa diri sendiri lebih baik dari orang lain sebenarnya adalah kesombongan pula. Saya teringat kisah setan yang mengakui sendiri bahwa dirinya lebih baik dari Nabi Adam. Kata setan, 'Aku lebih baik darinya'. Dalam bahasa Arab, اَنَا خَيْرٌ مِنْهُ.
Kedua, dia mengaku bahwa dirinya sendiri tawadlu. Kata Ibnu Athoillah as-Sakandari, "Orang yang mengaku bahwa dirinya sendiri tawadlu, sebenarnya dia adalah orang yang sombong."
من اثبت في نفسه تواضعا فهو المتكبر حقا
Jadi teman saya yang telah mengomentari kiai di YouTube itu sebenarnya punya penyakit sombong yang tidak dia sadari. Kesombongan di bawah alam sadar.
Kita perlu sadar bahwa sifat meng-aku-akukan diri sendiri ini sebenarnya adalah sifat setan yang sering kali menular kepada diri manusia. Cerita di dalam Al-Qur'an saat setan diperintah bersujud kepada Nabi Adam, maka setan menjawab 'Aku lebih baik darinya (Adam)'. Gara-gara setan merasa lebih baik dari Nabi Adam akhirnya setan pun berani membangkang pada perintah Allah. Cerita ini adalah bentuk peringatan tersirat kepada diri manusia bahwa merasa menjadi orang baik itu bisa mencelakakan diri sendiri.
Saya sering mendengar orang yang suka meng-aku-akukan dirinya sendiri. Semisal, "Aku yang membangun masjid ini; Kalau bukan karena saya, jalan ini ini tidak akan bagus; Saya yang paling banyak menyumbang; Untung ada saya."
Ini sebagian contoh kesombongan yang tidak disadari pembicara namun selalu nyelkit ditelinga pendengar. Kesombongan dibawah alam sadar.
Satu lagi. Kita tidak berhak menuduh orang lain dengan sifat tercela seperti sombong dan sebagainya. Sifat-sifat tercela itu bukan alat yang digunakan untuk menuduh. Tapi untuk introspeksi diri atau menasehati.
Comments
Post a Comment