Menjadi Nahdliyin yang Baik
Menjadi Nahdliyin yang Baik
Sebagai Nahdliyin, jika ada orang yang anti kepada NU gara-gara video seperti ini, maka saya tidak sakit hati dengan orang itu. Saya sakit hati kepada oknum yang mengatasnamakan NU untuk menggelar acara tercela seperti ini.
Bukan kelompok lain yang mencemarkan NU. Tapi tindakan seperti inilah yang membuat nama NU tercemar.
Bagi saya, bukan orang tadi yang salah. Yang salah adalah oknum yang menyelenggarakan orkes (atau apa lah istilahnya) lalu dengan bangga menyematkan nama NU.
Diantara cara menjadi Nahdliyin yang baik adalah berhenti mencemarkan nama NU dengan mengerjakan sesuatu yang melanggar syariat atau mendukung seseorang yang anti kepada ajaran Islam. Termasuk berhenti mengeluarkan kata-kata tak terpuji kepada pengikut ormas lain. Toh semisal mereka lebih dulu mencaci, kita cukup membalasnya dengan komentar ilmiah. Bukan dengan cacian sepadan. Sebab kata-kata kotor yang dikeluarkan oleh seseorang, sebenarnya menggambarkan betapa kotor prilaku yang dia lakukan.
Nahdliyin yang baik juga perlu menjadi agen perjuangan pemikiran KH. Hasyim Asy'ari yang sering mengampanyekan persatuan umat Islam. Tentang ide persatuan umat Islam ala KH. Hasyim 'Asyari bisa dibaca di link ini: https://annajahsidogiri.id/meneruskan-ide-brilian-kh-hasyim-asyari/
Menerjemah dawuh mbah Moen ke bahasa Indonesia, "Saya ini NU asli. Tapi tidak seperti NU kebanyakan. Karena saya mengerti yang ditanyakan (di dalam kubur) bukan NU. Tapi 'Wa Man Ikhwanuk?'', siapa saudaramu?. Bukan siapa kumpulanmu?"
Comments
Post a Comment