Pandemi: Dari Teori Konspirasi dan Analisa Habib Abu Bakar Al-Adni

Pandemi: Dari Konspirasi Hingga Analisa Habib Abu Bakar al-Adni

Rabu, 7, J-Tsani 1442 |  20 Januari 2021

BANYAK orang yang salah paham menanggapi pernyataan bahwa C-19 ini adalah hasil konspirasi. Mereka menganggap, C-19 ini tidak ada. Tidak berbahaya. Keberadaannya pun diada-adakan. 

Salah! Bukan begitu cara berpikirnya. Sebelumnya, saya paparkan sejenak.

Para makhluk kaya di dunia ini bersinergi dan berusaha untuk mengontrol perekonomian dunia. Segala cara mereka lakukan agar perputaran ekonomi dunia berada dalam genggaman mereka.

Lalu apa kaitannya dengan C-19? Jelas. Ini kaitannya dengan urusan para produsen skala internasional. 

Menurut teori konspirasi, C-19 awalnya adalah virus biasa. Seperti yang disampaikan. Virus ini berasal dari kelelawar. Tapi efek aslinya tak separah saat yang saat ini beredar.

Selanjutnya, virus ini dimodifikasi sekian rupa.  Sampai benar-benar membahayakan. Bahkan diupayakan pula agar penyebaran virus ini sangat cepat. Secepat Marq Marquez di lintasan kali ya.

Di dunia ini ada tiga laboratorium yang bisa memodifikasi virus. Masing-masing ada di Tiongkok, Amerika dan Israel. Makanya, identitas virus ini ada 3. Ada yang A, B dan C. Klasifikasi ini tergantung dari laboratorium mana virus ini menyebar. Entah. Yang di Indonesia masuk yang kategori mana. 

Lalu, mungkin kalian bertanya untuk apa virus ini disebarkan? Tentu agar mereka bisa memproduksi kebutuhan yang akan dicari-cari seluruh negara saat kebingungan menghadapi kecepatan menularnya virus yang telah mereka buat.

Sebelum virus ini dirilis, merela telah mencatat apa saja yang menjadi kebutuhan saat virus ini menyebar. Mulai dari alat pendeteksi dini sampai suplemen untuk membuat imunitas tubuh kuat.

Jauh-jauh hari mereka telah memproduksi vitamin sebanyak mungkin. Sebab mereka sudah memprediksi: Hasil modifikasi, penularan virus ini sangat cepat. Sebelum vaksin dikeluarkan, satu-satunya cara 'berantem' dengan virus ini adalah dengan memperkuat imunitas tubuh. Jelas butuh asupan suplemen yang bisa membuat sistem imun kita kebal. Yang dibutuhkan diantra lain adalah vitamin E, C, B3, B5 dan B6. Virus ini didesain sampai bisa menghabiskan stok vitamin di setiap negara. Sampai-sampai setiap negara perlu belanja ulang kebutuhan vitamin dalam jumlah besar.

Nah. Ketika menyebar, vitamin ini sudah ready. Ketika semua negara kelabakan karena kekurangan vitamin, mereka sudah siap untuk menyuplai.

Selaim vitamin, mereka juga telah memproduksi alat pendeteksi dini virus ini. Mulai dari alat pendeteksi suhu sampai alat-alat lain yang saya tidak tahu namanya. Kebutuhan akan alat ini juga pasti sangat besar. Semua itu sudah mereka persiapkan. Setelah C-19 ini booming, mereka tinggal menjualnya. Tak ada negara yang tidak membeli.

Terakhir, dan ini puncak industri mereka. Mereka menciptakan vaksin. Mirip produsen software anti virus di komputer lah. Mereka menciptakan virus komputer dulu. Setelah itu mereka menjual anti virusnya. Kira-kira seperti itu cara kerja orang-orang kaya.

Penjualan vaksin ini pasti akan laku keras. Sebab semua negara ingin segera keluar dari pandemi. Cara paling ampuh adalah dengan mengimpor vaksin yang telah mereka siapkan. Makanya, pernah tersebar video yang direkam jauh sebelum virus ini menyebar. Ada seorang pengusaha kaya dari Amerika yang sudah berbicara tentang produksi vaksin masal. Virusnya belum keluar tapi vaksinnya sudah dibuatkan. Cantik sekali bukan cara mereka mendapatkan uang?!

Maka, maksud dari tulisan ini adalah untuk meluruskan pemahaman publik yang kadung percaya teori konspirasi. Teori konspirasi tidak berbicara bahwa virus ini tidak ada atau virus ini tidak berbahaya. Teori ini juga bukan berbicara bahwa vaksin itu berbahaya.

Teori konspirasi ini justru memecahkan bahwa virus C-19 adalah virus bahaya buatan. Sebuah penyakit yang telah dimodifikasi. Terbuat dari virus yang biasa menjadi virus yang luar biasa membahayakan. Tujuannya untuk menjual komoditi yang sudah mereka siapkan sebelum virus ini dilaunching. Dan puncaknya adalah penjualan vaksin. Mereka yang menyebarkan penyakit dan mereka pula yang membuat obatnya. 

Makanya, Habib Abu Bakar Al-Adni, Ulama asal Yaman, dalam kitab "Al-Usus wa al-Muntholiqot" menulis bahwa tanda-tanda kiamat adalah beredarnya penyakit yang tidak ditemukan sebelumnya. Penyakit yang beliau contohkan antara lain Flu Burung, Flu Babi dan Corona yang sempat viral ditahun 2003-2004. Saat itu populer dengan nama SARS. Kata beliau, "Bukan tidak mungkin penyakit ini dibuat oleh 'tangan-tangan' jahat karena kepentingan politik atau ekonomi."

Tak kalah penting saya sampaikan. Saya bukan mempercayai atau bahkan mendukung teori konspirasi. Tapi saya hanya ingin meluruskan cara berpikir orang-orang yang percaya teori konspirasi. Jadi, jangan salah paham yah!

Comments

Popular posts from this blog

Bu Risma: Dari Blusukan ke Pilgub DKI

Nalar Fiqih Jual Beli Online

Emas dan Perak Bukan Lagi Barang Ribawi