Polemik Penulisanان ‏هذا ‏لرزقنا ‏ ‏ ‏Pada ‎Malam ‎1 ‏Rajab

Polemik Penulisan ان هذا لرقنا ما له من نفاد Pada Malam 1 Rajab.

Ramai anjuran penulisan ayat ان هذا لرزقنا ما له من نفاد pada malam pertama bulan Rajab. Ada yang mengingkari penulisan itu di malam satu Rajab, sebab itu bukan anjuran dari Habib Salim Assyatiri seperti yang yang ramai diperbincangkan.

Di sini perlu saya jelaskan. Bahwa  jelas, jika anjuran itu dinisbatkan pada Habib Salim Assyatiri sangat tidak tepat. Lalu apa salah jika menulisnya di malam pertama bulan Rajab? Tidak. Saya juga sudah melakukan klarifikasi kepada beberapa Ahlul Bait dan alumni Tarim Hadramaut, ternyata juga ada anjuran untuk menulisnya di malam pertama bulan Rajab.

Logikanya demikan. Kita menulis ayat itu tentu untuk tabarruk. Tabarruk itu bisa dengan benda. Seperti air zam-zam atau Al-Qur'an. Kedua tabarruk dengan waktu, seperti malam Lailatul Qadar dan malam-malam istimewa yang lain. Termasuk malam satu bulan Rajab. Ketiga dengan tempat, seperti Raudloh. Begitupula masjid yang merupakan tempat ibadah. Dan selanjutnya dengan keadaan. Seperti keadaan menghadap qiblat dan keadaan suci dari hadas. 

Maka penulisan ayat Al-Qur'an ini pada malam-malam istimewa termasuk malam 1 rajab adalah bentuk tawasasul atau tabarruk dengan Al-Qur'an dan dengan waktu Istimewa. Akan lebih lengkap lagi jika dilakukan di masjid, menghadap kiblat dan dalam keadaan suci. Dengan demikian maka berarti telah bertabarruk dengan Al-Qur'an, waktu, tempat dan keadaan. 

Toh seandainya ditulis di malam tanggal 3 bulan Rajab atau tanggal 1 bulan Muharram  juga tidak ada masalah. Berarti dia hanya bertwasul dengan Al-Qur'an. Bukan dengan waktu Istimewa. 

Maka tidak bisa diingkari atau disalahkan jika ada seseorang yang menulis ayat itu di malam 1 bulan Rajab, hanya gara-gara itu bukan anjuran salah satu orang shalih. Sebab yang diingkari itu bukan penulisan pada malam 1 Rajabnya. Tapi penisbatan anjuran itu kepada Habib Salim Assyatiri. 

Lebih-lebih ternyata itu juga diamalkan oleh orang shalih di malam satu bulan Rajab, seperti hasil klarifikasi saya. 

Lalu bagaimana dengan redaksi وفي غير هذه اليالي لا يمكن (Dan di selain malam ini - Malam Lailatul Qadar, Arofah dan Nisfu Sya'ban- tidak mungkin) maka saya katakan. Redaksi itu disampaikan oleh nomor telepon yang ada di ss WA atau Telegram. Tidak jelas itu bersumber dari siapa. Ini tidak bisa dijadikan hujjah mengingkari penulisan di malam 2 Rajab dengan alasan: Ternyata penulisan ayat itu juga dianjurkan pada malam 2 Rajab -seperti hasil klarifikasi saya pribadi kepada ahlul bait- dan maksud dari pengkhususan malam itu adalah bertwasul dengan waktu istimewa. Nyatanya malam 1 Rajab adalah malam Istimewa juga. Selain itu -mungkin-  maksud kalimat  tidak mungkin dalam redaksi di atas adalah : "Selain malam itu tidak mungkin dari Habib Salim". 

Selama kita tidak mengingakari konsep tawassul dan tabarruk maka menulis ayat itu di malam 1 Rajab bukan sebuah kesalahan atau kekeliruan. Sebab dengan menuliskannya di malam satu Rajab yang merupakan salah satu malam istimewa adalah bentuk dari tawassul atau tabarruk dengan al-Qur'an dan waktu Istimewa. 

Saya ingin menutup tulisan ini dengan menjelaskan kesalahpahaman orang-orang yang menganggap salah jika ditulis di malam pertama Bulan Rajab. Kesalahpahaman itu disebabkan salah meletakkan dalil. Dalil SS yang beredar di  WA dan Telegram itu mestinya digunakan untuk menyalahkan penisbatan kepada Habib Salim Assyatiri. Bukan digunakan untuk orang yang menulisnya. Nah. Jadi kesalahan menempatkan dalil inilah yang menyebabkan mereka mengingkari orang-orang yang menulis ayat itu di malam pertama bulan Rajab.

Wallahu A'lam.

Luthfi Abdoellah Tsani

Comments

Popular posts from this blog

Bu Risma: Dari Blusukan ke Pilgub DKI

Nalar Fiqih Jual Beli Online

Emas dan Perak Bukan Lagi Barang Ribawi